Selasa, 14 Maret 2023

Flyer

 


Hallo semuanya!

Ketemu lagi kita..

Kali ini aku akan tulis sedikit tentang flyer yang aku buat. Aku buat flyer yang berisi tentang info potongan harga sebuah lip product. Lip product yang aku cantumkan dalam flyer tersebut dari brand Barenblis. 

Barenblis adalah sebuah lip product lokal yang mempunyai aroma buah persik bertekstur gel ringan yang melapisi bibir dengan 6 kandungan kebaikan alami untuk tampilan bibir yang segar dan lembap.

Liptint Barenblis memiliki spesial ingredients, yaitu:

1. 6 Naturals Goodness

Mengandung shea butter, jojoba oil, olive oil, meadowfoam seef oil, sunflower seed oil, dan almond oil yang kaya akan antioksidan dan nutrisi untuk bibir sehat berkilau.

2. Colour Pop Formula

Dengan pilihan warna yang intens, menghasilkan warna ceria dan berjiwa muda

3. Stain-Lock Technology

Pigment yang melapisi dan mewarnai bibir dengan sempurna hingga 12 jam.

Liptint Barenblis memiliki 8 shade dengan warna-warna yang sangat cantik, yaitu: 

01 (Paradise Found) 

02 (Pretty Please) 

03 (Take Change) 

04 (Never Settle) 

05 (Good Vibes) 

06 (Brave Enough) 

07 (Love Always) 

08 (Peace Out)

Sekian, Terima kasih.

Sabtu, 04 Maret 2023

Ketidaksamaan Sosial

Hallo, hallo, hallo semuanya!

Ketemu lagi nih, kali ini bukan lagi bahas Etika/Mind Mapping.

Dalam pertemuan ini, akan ada cerita pendek tentang Ketidaksamaan Sosial dalam sebuah pertemanan. Penasaran? Baca sampai habis ya.

Kalau ada kesalahan EYD dalam cerpen yang saya tulis, mohon di maafkan.

Selamat membaca!

Bel pulang sekolah berdering dengan kencang, membuat seluruh siswa-siswi dalam kelas XI IPS III menghela nafas lega karna pelajaran akuntansi yang sangat memusingkan kepala itu akihirnya selesai.

 “Tugasnya dijadikan PR aja ya, kita bahas next pertemuan. Assalamualaikum” Ujar Bu Dewi.

 “Iya Bu, terima kasih”

Bu Dewi keluar dari kelas, dan semuanya pun sibuk memasukan barang-barang yang berserakan diatas meja ke dalam tas. Zeline yang sudah selesai dengan hal itu pun lantas menggendong tasnya dipundak dan berjalan keluar menuju ke kelas XI IPS V. Sesampainya Zeline di depan kelas tersebut, Zeline berseru memanggil nama seseorang “Ratu.. Yuhu! Zeline in here.”

Ratu menoleh kearah pintu kelas, ia tersenyum melihat Zeline disana “Sebentar, Zel.”

Dulu, waktu kelas X mereka tinggal dalam satu kelas yang sama. Tapi karna setiap kenaikan kelas diadakan pengacakan kelas, jadilah mereka terpencar. Walaupun begitu, mereka tetap berteman dengan baik, bahkan sangat baik.

“Ayo, Zel” Ujar Ratu.

Zeline yang tengah melamun seraya bersender di pintu kelas tersentak kaget “Yaampun, kaget gue. Lagi enak ngelamun tiba-tiba lo udah disini aja”

Ratu tertawa kecil “Sorry, ayo pulang”

“Langsung pulang? Main dulu yuk, bosen tau gue di rumah”

Ratu menghela nafas pelan, mengingat uang sakunya hari ini tidak tersisa. “Mau main kemana, Zel? Uang gue hari ini nggak ada sisa”

“Ada satu tempat yang belum pernah gue kunjungin selama temanan sama lo, dan gua mau banget main kesana. Gue juga ikhlas banget kalo disana nggak makan/minum apapun” Ujar Zeline antusias.

Ratu mengeryit bingung, tempat apa yang dimaksud Zeline?

“Hah? Tempat apa? Special banget kayaknya.”

“Lebih dari spesial!”

“Tempat apasih? Gue jadi penasaran, boleh ajak gua kesana?”

“Ihh.. Yang seharusnya ngajak itu lo. Karna lo yang paham banget tempat itu.”

Ratu semakin dibuat bingung “Maksudnya apasih Zel? Gue sama sekali nggak tau tempat yang lo maksud.”

Zeline memegang kedua bahu Ratu, berujar seraya mengguncangkan pelan bahu itu “Rumah lo, Ratu. Gue mau banget main ke rumah lo. Selama kita temenan, gue belum pernah main kesana.”

“Zel, kan gue udah pernah bilang, rumah gue kecil. Gue takut lo nggak nyaman disana. Lagi pula dirumah gue nggak banyak cemilan kayak dirumah lo, lo pasti bosen”

“Gue nggak peduli, Ratu. Mau rumah lo kayak gimana juga, gue tetep mau main kesana! Ayolah..”

Ratu diam “Ratu.. Please!”

“Oke-oke. Gue ajak lo ke rumah”

Zeline bersorak senang seperti orang gila, sampai teman-teman kelas Ratu yang belum meninggalkan kelas menatapnya heran. Zeline pun menarik pergelangan tangan kanan Ratu untuk berlari kecil “Zeline.. Santai aja jalannya, rumah gue nggak bakal pindah tempat”

“Rumah lo emang nggak bakal pindah tempat, tapi Om Jojo udah nungguin daritadi”

“Hah? Serius? Tumben banget, biasanya dia kalo jemput ngaret”

“Nggak tau gue juga, kesambet apa itu orang. Dia ngabarin udah di depan 15 menit sebelum bel pulang bunyi. Gila kan?”

Ratu tertawa kecil “Lumayan gila sih”

Akhirnya mereka berdua sampai di depan mobil Zeline “Lah, ini Om Jojo kemana?” Tanya Zeline pada dirinya sendiri. Pasalnya mobil dalam keadaan mati, dan tidak ada supirnya disana.

“Nongkrong di warung kali, Zel” Ujar Ratu.

Zeline membuka ponselnya dan menelpon supirnya “Halo, Om Jojo dimana?”

“Di warung, Neng. Neng udah keluar kelas?”

“Udah di depan mobil nih, cepetan balik sini Om”

“Iya Neng, otw nih. Om matiin ya telponnya”

“Iya”

Sambungan telpon terputus. Zeline memasukan ponselnya ke dalam saku.

“Maaf Neng, tadi Om Jojo mampir makan dulu, laper soalnya”

Zeline mengangguk “Nggak papa, Om”

Mereka pun masuk ke dalam mobil “Oh iya, Om. Nanti kalo ada minimarket berhenti ya”

Ratu menoleh “Lo mau ngapain?”

“Beli jajan, tadi lo bilang rumah lo nggak banyak cemilan kayak di rumah gue. Jadi ya kita beli dulu biar banyak”

Ratu menepuk keningnya pelan “Astagfirullah Zeline, nggak perlu kayak gitu.”

“Perlu! Udah deh, ikutin gue aja”

Ratu terdiam. Dalam hati mengucap syukur kepada Tuhan karna telah menghadirkan Zeline dalam hidupnya. Zeline yang cantik, ceria, royal dan loyal terhadap keluarga, teman dan kekasihnya.

Sesampainya di minimarket, Zeline dan Ratu turun dari mobil. Mengambil keranjang kecil yang tersedia disana “Lo boleh ambil apapun yang lo mau, dan lo suka. Jangan lupa buat orang tua lo, sama adik lo”

“Zel—“

“Kita belanjanya misah ya. Inget, lo harus ambil apapun yang lo mau dan lo butuhin. Nggak perlu sungkan! Oke?” Ratu mengangguk pelan “Oke, kalo gitu gue kesana dulu. Kalo udah dikasir, telpon gue, selamat belanja!”

Ratu berjalan menyusuri lorong perbelanjaan, tangannya mulai meraih barang-barang yang dirinya dan orang tuanya butuhkan, tak lupa makanan ringan yang disukai adiknya. Setelah selesai, Ratu menghubungi Zeline “Halo, Zel. Gue udah selesai, lo udah selesai belum?”

“Gue udah selesai juga, otw kasir”

“Oke” Sambungan telpon terputua.

Mereka pun bertemu di kasir. Ratu mengeryit bingung saat Zeline datang ke kasir dengan tangan kosong “Belanjaan lo mana?”

“Nggak ada”

“Zel.. Serius! Gue nggak enak kalo gini caranya.”

“Nggak papa, Ratu. Gue ikhlas kok, udah cepet taro keranjangnya, biar di hitung totalnya”

“Totalnya Rp. 452.500,-“

Zeline menyodorkan kartu debitnya untuk membayar belanjaan tersebut “Terima kasih”

Zeline bantu meraih kantong belanja yang sudah terisi “Zeline, gue bener-bener terima kasih sama lo. Lo baik banget, Zel! Gue nggak tau harus bales kebaikan lo ke gue gimana”

“Iya sama-sama. Udah lo santai aja”

Setelah memasukan barang belanjaan ke dalam bagasi mobil, mereka masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Ratu.

“Zel, gue mau ngomong serius” Zeline menoleh, menatap Ratu “Apa?”

“Gue takut. Nanti setelah lo tau rumah gue, lo ngerasa jijik. Zel, rumah gue itu dipemukiman kecil, perkampungan. Tetangga gue juga orangnya pada berisik, hobby ngegosip. Gue bener-bener takut lo nggak nyaman.” Ratu menunduk “Rumah gue juga nggak seluas ruang tamu lo yang bisa buat belajar sepeda, kamar mandi gue suka ada kecoanya—“

“Hei, denger! Gue nggak peduli rumah lo di pemukiman keci, nggak peduli juga ruang tamu lo yang kecil, dan nggak peduli kamar mandi lo yang suka ada kecoanya. Gue ke rumah lo karna gue mau ketemu orang tua lo, adik lo. Secara langsung! Gue mau kenal lo, dan keluarga lo lebih deket. Cuma itu. Dan kalo emang dari awal gue nggak suka temenan sama orang yang dibawah gue, dari dulu lo udah gue cut off”

“Berhenti kayak gini, Raa. Gue temenan sama lo tulus.”

Ratu mengusap matanya yang telah meneteskan air mata “Gue takut, Zel..”

Zeline mendekap tubuh Ratu “Nggak ada yang perlu lo takutin, Raa. Kita bakal baik-baik aja”

 

Tamat.

"Jika kamu tidak terlahir dari keluarga kaya, maka pastikan keluarga kaya terlahir dari mu"

Terima kasih.

See you!

 

 

 

 

 

Sabtu, 25 Februari 2023

Hak Asasi Manusia dan Etika

Hallo guys!

Ketemu lagi sama aku Ratna Ayu Pratiwi, kali ini aku nggak akan buat tulisan tentang agama/mind mapping. Kali ini aku akan tulis tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Etika. Contoh kasusnya dan solusi untuk kasus tersebut.

Sebelum lanjut kedalam kasus, aku mau kasih sedikit penjelasan tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Etika. Di simak ya!

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbunyi bahwa "Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlidungan harkat dan martabat manusia."

Secara bahasa kata 'Etika' lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia.

Sekian penjelasan dari aku tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Etika.


‘Perbedaan perilaku karna wajah dan warna kulit.’

 

Hahaha! Ya, kasus yang ingin aku bahas adalah tentang Beauty Privillage. Kalian pasti udah nggak asing dengan 2 kata diatas. Dan beberapa diantara kalian juga pasti sangat merasa terganggu akan itu. Karna aku sendiri pun merasa ‘sangat terganggu. Disini aku mau cerita pengalaman aku ‘dibedakan ketika pemilihan pasukan untuk pengibadaran bendera merah putih pada saat hari kemerdekaan indonesia.

Dulu, di sekolah, aku ikut ekstrakulikuler paskibra. Selama satu semester. Ya, hanya 1 semester.

H-15 hari sebelum 17 Agustus. Kakak kelas dalam ekskul paskibra menyuruh kami para anggota baru dalam ekskul paskibra berkumpul disekolah untuk penentuan pasuka pengibar bendera di hari kemerdekaan. Aku merasa exited, berekspetasi bahwa aku akan dipilih menjadi salah satu orang yang terpilih sebagai pasukan karna aku merasa aku berpotensi untuk hal itu. Tapi nyatanya tidak, aku dibandingan dengan teman dekat ku sendiri. Aku kalah hanya karna teman ku kulit tubuh dan wajahnya lebih putih dari ku.

Kalau aku kalah dari segi potensi aku akan ikhlas, tapi ini aku kalah hanya karna beda warna kulit? Hahaha, wow!

Teman ku jarang mengikut latihan rutin tapi karna wajah dan warna kulitnya yang cantik, dia terpilih. Waktu itu, ada kakak kelas yang berujar “Dia jarang latihan, ribet lagi nanti ngajarinnya. Yang lain aja” tapi kakak kelas yang memilih temanku tetap bersikeras, tidak ingin menggantinya.

Sampai akhirnya, final.

Ada 3 orang yang tidak terpilih menjadi pasukan. dan ke-tiga orang itu memilih untuk keluar. Karna merasa tidak berguna.

‘Kamu cantik, kamu aman’ Fakta.

Dan karna hal itu, semua orang berlomba-lomba untuk menjadi cantik. Hingga mengesampingkan hal-hal yang berpotensi untuk diri sendiri dan masa depan.

Sekali lagi, beauty privillage 1000% nyata.

Aku mau berbagi beberapa tips yang aku sendiri pun terapin dalam diri aku, simak ya!

  • Bersyukur
  • Berdamai dengan kekurangan yang ada dalam diri
  • Sadar kalau dirimu itu berharga, dan unik
  • Perbaiki diri secara perlahan, buat dirimu semenarik mungkin. Karna menarik adalah kunci.

 

“Jika kamu tidak terlahir cantik, itu nasib. Tapi jika kamu tidak tampil menarik, Itu salah mu.”

The Alpha Girl’s Guide.

 

Sekian, terima kasih!

 

See you!

 

 

 

Flyer

  Hallo semuanya! Ketemu lagi kita.. Kali ini aku akan tulis sedikit tentang flyer yang aku buat. Aku buat flyer yang berisi tentang info po...